![]() |
| Seminar KSPD, Pemkab Bima Dorong Penguatan Destinasi Wisata Prioritas, Senin (08/12/2025) |
Bima, KabarNTB,— Pemerintah Kabupaten Bima melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) bekerja sama dengan Pusat Kajian Nusa Tenggara Barat menggelar Seminar Analisis Potensi dan Kendala Pengembangan Pariwisata Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) pada Senin (08/12/2025) di Ruang Rapat Utama Kantor Bupati Bima. Kegiatan ini menghadirkan peneliti PASAKANARA, Dr. Syarif, sebagai narasumber.
Seminar tersebut berfokus pada penguatan sektor pariwisata di lima kecamatan yang masuk dalam kawasan destinasi wisata strategis, yaitu Lambu, Sape, Wawo, Wera, dan Ambalawi. Acara dibuka secara resmi oleh Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Bima, Iwan Setiawan, S.E., yang hadir mewakili Bupati Bima.
Dalam sambutannya, Iwan Setiawan menegaskan bahwa pembangunan sektor pariwisata harus memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan selaras dengan visi Bima Bermartabat. Ia menyebutkan bahwa penjabaran visi tersebut diwujudkan melalui lima fokus utama:
1. Reformasi birokrasi berbasis hasil.
2. Peningkatan sumber daya manusia yang unggul.
3. Penyediaan infrastruktur wisata yang memadai.
4. Penguatan ekonomi berbasis pariwisata.
5. Penciptaan keamanan serta kenyamanan destinasi.
“Seminar ini diharapkan menghasilkan rekomendasi yang berdampak nyata bagi pemerintah daerah dan menjadi acuan pembangunan ekonomi melalui sektor pariwisata,” ujarnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Drs. A. Salam Gani, M.Pd., Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Amrin Munawar, S.E., Kepala Dinas Koperasi dan UKM Drs. Dahlan Muhammad, para camat, serta pejabat OPD terkait.
Plt. Kepala BRIDA Kabupaten Bima, Raani Wahyuni, S.ST., MT., M.Sc., dalam pemaparannya menjelaskan bahwa hasil rekomendasi kajian akan diintegrasikan bersama tiga OPD utama: Dinas Pariwisata, Disperindag, serta Dinas Koperasi dan UKM.
“Kami berharap rekomendasi riset ini dapat diterapkan pada program kerja OPD, terutama yang berkaitan dengan pengembangan wisata dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, narasumber Dr. Syarif, M.Si., menegaskan bahwa kajian pengembangan pariwisata Kabupaten Bima bukan sekadar slogan, melainkan disusun untuk mendorong kemajuan sektor wisata secara nyata.
Ia mengungkapkan bahwa kendala utama yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan anggaran, serta perlunya peningkatan keamanan dan kenyamanan wisatawan untuk memperkuat citra destinasi.
“Mudah-mudahan Bima semakin maju, khususnya kawasan destinasi wisata,” tutupnya.
(*)

