
Kondisi jembatan penghubung antar desa di Kecamatan Madapangga.
Bima, KabarNTB - Sebuah jembatan penghubung antar desa di Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, yang menelan anggaran Rp6,2 miliar dilaporkan mengalami keretakan struktural hanya sebulan setelah pembangunannya selesai. Insiden ini terjadi setelah jembatan yang belum sempat diresmikan tersebut diterjang banjir bandang pada Rabu (5/11).
Video kerusakan jembatan yang menghubungkan Desa Rade dan Desa Bolo tersebut viral di media sosial, memantik reaksi publik yang mempertanyakan kualitas konstruksi proyek infrastruktur bernilai miliaran rupiah ini. Warga setempat menyatakan kekhawatiran atas keamanan struktur jembatan.
"Jembatan ini baru selesai bulan kemarin, bahkan baru dicat, belum juga diresmikan. Sekali diterjang banjir langsung retak," ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Proyek APBN 2025 Dikerjakan CV Dewi Wangi
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, proyek jembatan senilai Rp6,2 miliar ini dikerjakan oleh CV Dewi Wangi dengan pemenang tender PT Bunga Raya. Pembiayaan berasal dari APBN Tahun 2025 di bawah pengawasan Dinas PUPR Kabupaten Bima.
"Kalau banjir datang begini terus, jembatan ini bisa ambruk. Tadi saja truk tidak berani lewat," keluh warga setempat.
Beberapa bagian struktur beton penyangga jembatan tampak rusak akibat derasnya arus air banjir. Material aspal juga mulai terkelupas di beberapa titik, memperparah kondisi jembatan yang seharusnya masih dalam masa purna konstruksi.
Desakan Audit Investigatif
Masyarakat setempat mendesak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk segera melakukan audit investigatif terhadap proyek ini. Kualitas material dan proses pengawasan lapangan menjadi fokus utama tuntutan mereka.
"Uang negara miliaran rupiah habis, tapi hasilnya tidak sepadan. Sekali banjir saja sudah rusak, ini jelas harus diaudit," tegas seorang warga.
Akses transportasi antara dua desa kini terhambat akibat kekhawatiran warga akan keruntuhan jembatan. Hingga berita ini diturunkan, Dinas PUPR Kabupaten Bima belum memberikan pernyataan resmi mengenai penyebab kerusakan dan langkah penanganan darurat.
(*)
.png)