.png){kind=small}
Ilustrasi
Lombok Tengah, KabarNTB – Seorang warga Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, bernama Masrup, mengaku kehilangan uang deposito senilai Rp 305 juta di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Praya. Uang yang disimpan sejak 2023 itu raib saat hendak dicairkan, dan hingga kini belum dikembalikan sepenuhnya oleh pihak bank.
Masrup mendatangi kantor BRI Praya pada Jumat (4/7) bersama keluarganya untuk menuntut kejelasan. Ia menyatakan telah mendepositokan uangnya dalam dua tahap—Rp 200 juta dan Rp 105 juta—dengan jangka waktu dua tahun. Transaksi dilakukan langsung di meja customer service BRI, dan ia menerima buku tabungan namun tidak diberikan kartu ATM.
“Alasannya waktu itu, supaya aman dan tidak diganggu selama dua tahun,” ujar Suhardi, anak Masrup.
Namun, saat masa deposito berakhir dan Masrup ingin mencairkan dananya, saldo di rekeningnya ternyata kosong. Pihak bank sempat berjanji akan mengembalikan uang tersebut pada Mei, lalu diundur ke 30 Juni. Namun hingga akhir Juni, uang belum juga dikembalikan.
Suhardi menegaskan bahwa transaksi dilakukan secara resmi di dalam kantor BRI dan melibatkan karyawan bank. Ia menolak anggapan bahwa tanggung jawab keamanan hanya ada di pihak nasabah.
“Kalau yang melakukan itu karyawan bank, maka bank harus bertanggung jawab. Apalagi orang itu masih bekerja dan hanya dipindah ke BRI Selong,” tegasnya.
Pihak keluarga juga menuntut agar bunga deposito turut dibayarkan. Mereka menduga adanya kerja sama antara oknum karyawan dan pihak manajemen dalam kasus ini.
Sementara itu, pihak BRI yang dikonfirmasi enggan memberikan keterangan resmi. “Kalau mau konfirmasi bisa bersurat dulu,” ujar salah satu perwakilan bank.
Kasus ini menambah daftar panjang keluhan nasabah terhadap keamanan dana di lembaga perbankan, khususnya yang melibatkan dugaan kelalaian atau penyalahgunaan wewenang oleh oknum internal.
(ai/kn)
.png)
