Janda di Lombok Tengah Tega Buang Bayi Karena Malu
AKBP Eko Yusmiarto
Lombok Tengah, KabarNTB — Seorang janda berusia 33 tahun berinisial W di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditangkap polisi karena diduga membuang bayinya yang baru dilahirkan. Tindakan nekat itu dilakukan karena malu dan takut aibnya diketahui masyarakat luas.
Polres Lombok Tengah mengungkap W (33), seorang janda yang berprofesi sebagai lady companion (LC) di sebuah kafe di Lombok Barat, tega membuang bayinya di kebun belakang pemukiman warga. Motifnya adalah rasa malu karena tak dapat memastikan siapa ayah dari bayi tersebut.
Motif Malu Jadi Penyebab
Kapolres Lombok Tengah, AKBP Eko Yusmiarto, menjelaskan bahwa motif utama W membuang bayinya adalah rasa malu. "Motifnya dia (pelaku) melakukan itu (membuang bayinya) karena malu diketahui oleh khalayak umum sehingga bayi dibuang setelah lahir," ujar AKBP Eko kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (7/7/2025).
Berdasarkan hasil interogasi awal, W mengakui bahwa dirinya bekerja sebagai lady companion (LC) di sebuah kafe. Karena sering berhubungan dengan lelaki berbeda-beda, ia tidak dapat memastikan siapa ayah dari bayinya. "Statusnya ini seorang janda, yang bersangkutan ini bekerja di kafe sebagai karyawan freelance. Jadi dia tidak tahu itu anaknya siapa," terang Eko.
Kondisi Bayi dan Proses Hukum
AKBP Eko menegaskan bahwa W saat ini masih berstatus sebagai saksi. Penyidik belum melakukan pemeriksaan lebih lanjut karena kondisinya masih dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya seusai melahirkan. "Pelaku sudah kami amankan, tetapi karena ada kondisi kesehatan yang kurang baik, kami larikan ke RSUD Praya untuk menjalani perawatan medis. Tetapi, pemeriksaan tetap berlanjut, tetapi belum kami bisa meminta keterangan lebih lanjut karena kondisinya masih perawatan kesehatan," jelas Eko.
Bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut ditemukan masih hidup setelah enam jam dilahirkan di kamar mandi. "Bayi itu lahir normal tanpa bantuan orang lain di kamar mandi. Sekarang di rumah sakit juga," tambah Eko.
(ai/ks)