Hujan Abu Selimuti Bima Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
Ilustrasi
Kota Bima, KabarNTB — Dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai dirasakan hingga Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (7/7/2025) malam. Hujan abu vulkanik menyelimuti sejumlah wilayah di Kota Bima, membuat warga terkejut dan khawatir. Kondisi ini juga berimbas pada penutupan Bandara Internasional Komodo di Labuan Bajo.
Warga Kota Bima Terkejut Diselimuti Abu
Suharlin, seorang warga Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, mengungkapkan keterkejutannya ketika menemukan debu menempel di seluruh sudut rumahnya. "Malam ini, di depan rumah saya banyak sekali paparan debu," ujarnya. Debu bahkan menutupi mobil dan sepeda motor yang terparkir di halaman rumahnya. Suharlin, yang berusia 45 tahun, menduga bahwa debu tersebut berasal dari abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.
Hal serupa juga dialami Anisa, warga Kelurahan Rontu, Kecamatan Raba, Kota Bima. Ia menemukan lapisan debu di sadel motornya. "Saat ingin keluar tadi, sadel motor saya cukup kotor karena ada debu," katanya. Anisa dan keluarganya kini menggunakan masker saat keluar rumah sebagai langkah pencegahan. "Sekarang kami semua menggunakan masker," imbuhnya dengan nada khawatir.
BMKG Pantau Sebaran Abu Vulkanik
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bima mengonfirmasi bahwa sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi memang telah memasuki wilayah Bima. Berdasarkan citra satelit pada pukul 16.00 Wita, abu vulkanik teramati menyebar di wilayah tersebut.
Menurut Forecaster BMKG Bima, Rahmat Alpentido, paper test yang dilakukan di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima pada pukul 15.45-16.15 Wita menunjukkan hasil negatif. Namun, paper test ulang pada pukul 18.00-19.00 Wita menunjukkan hasil positif. “Berdasarkan paper test yang dilakukan pada pukul 15.45-16.15 Wita di wilayah Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima untuk keperluan aktivitas penerbangan terpantau hasilnya negatif," Kata Rahmat.
Rahmat menambahkan bahwa pada pukul 17.30 Wita, sebaran abu vulkanik masih teramati memasuki wilayah Bima. Berdasarkan pantauan citra satelit, sebaran abu vulkanik kini bergerak menjauhi wilayah Bima menuju arah barat daya dan barat laut. "Saat ini, kami masih terus memantau untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut terkait sebaran abu vulkanik aktivitas erupsi Gunung Lewotobi," pungkasnya.
Bandara Komodo Ditutup Sementara
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga berdampak pada sektor penerbangan. Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, ditutup untuk sementara waktu. Penutupan dimulai Senin sore dan dijadwalkan hingga Selasa pagi.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo, Ceppy Triono, mengatakan bahwa otoritas bandara telah mengeluarkan Notice to Airmen (Notam) tentang penutupan bandara tersebut. "Bandara komodo status closed (ditutup) dan sudah di keluarkan Notam close bandara dari pukul 18.00 Wita hingga besok pagi jam 07.00 Wita," kata Ceppy. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan pergerakan abu vulkanik yang menutupi seluruh ruang udara Pulau Flores.
Menurut Ceppy, terdapat 15 penerbangan di Bandara Internasional Komodo yang terdampak penutupan tersebut. "Untuk hari ini ada tujuh penerbangan kedatangan dan delapan keberangkatan yang terdampak baik postpone maupun cancel (batal)," ungkapnya.
Penerbangan yang postpone dijadwalkan akan diterbangkan pada Selasa pagi jika bandara sudah dibuka. Penumpang dengan penerbangan postpone dapat menggunakan tiket yang sama untuk check-in. Sementara itu, penumpang dengan penerbangan yang dibatalkan (cancel) dapat melakukan refund tiket atau menjadwalkan ulang penerbangan.
Ceppy menjelaskan perbedaan antara postpone dan cancel dengan detail: "Postpone artinya besok tinggal check in lagi karena penerbangannya ditunda ke esok hari. Cancel artinya penerbangannya dibatalkan dan akan direfund tiket secara penuh atau dijadwalkan kembali di penerbangan yang ada".
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan sebaran abu vulkaniknya memaksa warga Bima untuk berhati-hati sembari mengganggu aktivitas penerbangan di Labuan Bajo.
(ai/ks)