Bima, KabarNTB — Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, sejak Sabtu malam (8/11/2025) menyebabkan bencana banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang di sejumlah kecamatan. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang terjadi sejak pukul 18.55 Wita dan baru mereda menjelang tengah malam.
Akibat cuaca ekstrem tersebut, sejumlah wilayah di Kabupaten Bima dilanda banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 150 sentimeter. Data sementara dari BPBD Kabupaten Bima mencatat sedikitnya 1.025 kepala keluarga (3.285 jiwa) terdampak di beberapa kecamatan, yakni Madapangga, Wawo, Palibelo, Bolo, dan Lambitu.
Madapangga Terendam, Ratusan Rumah dan Fasilitas Pendidikan Terdampak
Di Kecamatan Madapangga, banjir terjadi di tiga desa sekaligus: Monggo, Ncandi, dan Tonda.
Di Desa Monggo, luapan air dari gunung menyebabkan sungai tak mampu menahan debit air, hingga meluap ke permukiman dan lahan pertanian. Sebanyak 580 rumah warga terendam, termasuk tiga fasilitas pendidikan — SDN Monggo, TK Pembina, dan MIS Yasin Monggo.
Sementara di Desa Ncandi, banjir setinggi 20–60 sentimeter merendam 28 rumah dan kantor desa setempat. Di Desa Tonda, banjir juga melanda 75 rumah di tiga RT, dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter. Seluruh wilayah kini dilaporkan mulai surut dan warga bergotong royong membersihkan lumpur sisa banjir.
Wawo Lumpuh, Kantor Pemerintah dan Akses Jalan Tergenang
Hujan deras juga menyebabkan banjir di Kecamatan Wawo, tepatnya di Desa Maria dan Maria Utara. Di Desa Maria, air bah merendam kantor camat, kantor KUA, kantor pos, dan rumah dinas camat. Pagar sekolah MTs Negeri 1 Wawo roboh sepanjang 16 meter, sementara jalur utama Bima–Sape sempat macet total akibat genangan air.
Di Desa Maria Utara, sebanyak 35 rumah warga terendam. Satu unit penggilingan padi dan 75 karung gabah serta beras ikut terendam. “Kini banjir mulai surut dan warga sudah membersihkan rumah masing-masing,” kata petugas BPBD dalam laporan resmi.
Selain itu, di Desa Raba, sebatang pohon besar tumbang di jalan lintas Sape–Bima, sempat menutup akses utama sebelum berhasil dibersihkan oleh warga bersama aparat kepolisian menggunakan mesin gergaji.
Palibelo Terparah, Ratusan Rumah dan Lahan Pertanian Terendam
Kecamatan Palibelo menjadi salah satu wilayah terdampak paling luas. Di Desa Belo, banjir dengan ketinggian hingga 70 sentimeter menggenangi 309 rumah warga di tujuh RT. Dapur salah satu rumah warga bahkan roboh akibat derasnya arus air.
Di Desa Teke, empat rumah warga dan satu penggilingan padi terendam. Satu kandang ayam sepanjang 30 meter milik warga rusak parah, dan ribuan ayam usia 15 hari hanyut terbawa banjir. Sebanyak 8 hektare lahan jagung dan kacang tanah juga ikut terendam.
Sementara di Desa Ntonggu, tanah longsor menyebabkan pagar SMPN 2 Palibelo roboh sepanjang 15 meter.
Bolo dan Lambitu Tak Luput dari Terjangan Air
Banjir juga melanda Kecamatan Bolo, tepatnya di Desa Leu dan Nggembe. Di Desa Leu, 13 rumah warga terendam, sementara di Desa Nggembe, 11 rumah dan satu jembatan penghubung antar dusun roboh. Akibatnya, akses kendaraan menuju Dusun Jala terputus total.
Sedangkan di Kecamatan Lambitu, gorong-gorong jalan di Desa Teta roboh akibat derasnya aliran air dari gunung, menyebabkan gangguan lalu lintas antar desa.
BPBD Imbau Warga Tetap Waspada
Hingga Minggu siang (9/11/2025), BPBD Kabupaten Bima memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, sejumlah infrastruktur umum dan lahan pertanian masih dalam proses pendataan.
“Tim BPBD terus berkoordinasi dengan camat, kepala desa, TNI-Polri, dan dinas terkait untuk penanganan cepat di lapangan,” kata Kepala BPBD Kabupaten Bima dalam laporan harian resmi Pusdalops.
Bantuan tanggap darurat sudah disalurkan ke beberapa lokasi, termasuk Desa Belo dan Teke di Kecamatan Palibelo. BPBD juga mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang, mengingat kondisi cuaca di wilayah Bima masih berpotensi hujan lebat dalam beberapa hari ke depan.
Kebutuhan Mendesak dan Rencana Penanganan
Pemerintah daerah melalui BPBD menetapkan beberapa langkah prioritas, di antaranya:
- Bantuan logistik dan peralatan tanggap darurat.
- Pembuatan tanggul dan normalisasi sungai di Desa Belo, Kecamatan Palibelo.
- Perbaikan saluran dan gorong-gorong di Desa Maria Utara, Kecamatan Wawo.
- Pembongkaran dan pembangunan kembali jembatan penghubung di Desa Nggembe, Kecamatan Bolo.
BPBD menegaskan, koordinasi lintas instansi terus dilakukan untuk percepatan pemulihan wilayah terdampak.
(*)

.png)